Jumat, 09 September 2011

TUBERCULOSIS


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama.
Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Mengingat besarnya masalah TBC serta luasnya masalah semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
B. RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana konsep dasar masing-masing penyakit?
  2. Apa saja tanda dan gejala  serta masalah yang sering terdapat pada bayi sesuai dengan penyakitnya?
  3. Bagaimana perencanaan tindakan pada anak sesuai dengan masalah pada masing-masing penyakit?
C. TUJUAN
  1. Tujuan Umum
Memahami dan mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak dengan penyakit mengancam jiwa (TBC)
  1. Tujuan Khusus
Mampu menjelaskan tentang konsep dasar, tanda-tanda dan gejala, dan menentukan perencanaan tindakan terhadap anak pada masing-masing penyakit.

 

 

BAB II

ISI

 TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK

A. Pengertian
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan organisme phatogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tetapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.
B. Etiologi
Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam.
C. Patofisiologi
Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati pembuluh limfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau jaringan tubuh yang lain.
      Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang makrofage, berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah makrofage. Karena fungsinya adalah membunuh kuman / basil apabila proses ini berhasil & macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat.
Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang didalam jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji – biji kecil sebesar kepala jarum).
Tuberkulosis lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama timbul perkejuan ditempat tersebut. apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).

D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :
1. Keadaan postur tubuh klien yang tampak terangkat kedua bahunya.
2. BB klien biasanya menurun; agak kurus.
3. Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 – 41° C.
4. Batuk lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.
5. Batuk yang kadang disertai hemaptoe.
6. Sesak nafas.
7. Nyeri dada.
8. Malaise, (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat  pada malam hari).
E. Pemeriksaan Penunjang
·         Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
·         Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil asam cepat.
·         Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.
·         Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa.
·         Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.
·         Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa menunjukan nekrosis.
·         Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex ;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
·         Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residual dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).




F. Penatalaksanaan
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
1. Jangka pendek.
             Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
                 o Streptomicin injeksi750 mg.
                 o Pas 10 mg.
                 o Ethambutol 1000 mg.
                 o Isoniazid 400 mg.
Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi.
Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis :
o INH.
o Rifampicin.
o Ethambutol.
Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan.
2. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
o Rifampicin.
o Isoniazid (INH).
o Ethambutol.
o Pyridoxin (B6).
G. Tahap Tumbuh Kembang Anak
v  Menurut Soetjiningsih:
Masa pra sekolah usia 1-6 tahun.
v  Menurut Donna L. Wong:
Masa anak-anak awal 1-6 tahun.
Pra sekolah: 3-6 tahun.
Tahap pertumbuhan cepat:
Pertumbuhan cepat pada masa pra-adolesen. Terdapat pertumbuhan fisik/jasmani yang sangat pesat, dimana tubuh anak menjadi cepat besar, BB naik dengan pesat serta panjang badan (PB) juga bertambah dengan cepat, anak makan dengan banyak serta aktifitas bertambah. Pertumbuhan tampaknya mengikuti satu irama tertentu dan berlangsung secara bergantian.

Tahap pertumbuhan otak
v  Umur 5 tahun: sangat lambat (Morley, D: 1986).
Tahap perkembangan psikoseksual menurut Sigmund Freud:
Suatu proses pertambahan pematangan fungsi struktur tubuh serta kejiwaan yang menimbulkan dorongan untuk mencari stimulasi dan kesenangan secara umum termasuk didalamnya dorongan untuk menjadi dewasa.
v  Fase oedipal/falik (3-5 tahun)
- Mulai melakukan rangsangan autoerotik.
- Bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda.
- Aanak pasca oedipal berkelompok dengan sejenis.
Oedipus komplek: anak lelaki dekat ibunya karena perasaan cinta/tertarik.
Elektra komplek : anak perempuan dekat ayahnya karena perasaan cinta/ tertarik.
v  Fase laten (5 – 12 tahun)
- Masuk ke permulaan fase pubertas.
- Periode terintegrasi.
- Fase tenang.
- Dorong libido mereda sementara.
- Erotik zona berkurang.
- Anak tertarik dengan per group (kelompok sebaya).
Tahap perkembangan manusia ditinjau dari aspek psikososial menurut Erik Erickson:
Dibagi 8 tahap perkembangan mulai dari lahir sampai usia tua:
- Tahap ke-3; krisis perkembangan : initiative vs guilt (inisiatif vs perasaan bersalah; nama tahap: pre school/usia pra sekolah.
- 4 – 6 tahun:
Kepercayaan yang diperoleh anak tidak diartikan bahwa ia diperbolehkan memiliki inisiatif dalam belajar mencari pengalaman-pengalaman baru secara aktif seperti bagaimana dan mengapa tentang sesuatu sehingga anak dapat memperluas aktifitasnya, jika anak dilarang dan diomeli/dicela untuk usaha itu yang mencari pengalaman baru, anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang menantang, keterampilan motorik dan bahasanya.






ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TUBERKULOSIS PARU
(TB PARU)
A. Pengkajian
NO
PENGKAJIAN
GEJALA
TANDA
1





Aktivitas / istirahat.




v  Kelelahan umum dan kelemahan.
v  Nafas pendek karena bekerja.
v  Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
v  Mimpi buruk..
v  Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
v  Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).
2
Integritas Ego
v  Adanya faktor stres lama.
v  Masalah keuanagan, rumah.
v  Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
v  Populasi budaya
v  Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
v  Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.

3
Makanan / cairan
v  Anorexia.
v  Tidak dapat mencerna makanan.
v  Penurunan BB.

v  Turgor kulit buruk.
v  Kehilangan lemak subkutan pada otot.

4
Nyeri / kenyamanan.
v  Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
v  Berhati-hati pada area yang sakit.
v  Perilaku distraksi, gelisah.
5














6
Pernafasan.














Keamanan
v  Batuk produktif atau tidak produktif.
v  Nafas pendek.
v  Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.









v  Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
v  Peningkatan frekuensi nafas.
v  Pengembangan pernafasan tak simetris.
v  Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun
v  Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
v  Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik )
v  Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).
v  Demam rendah atau sakit panas akut.
7
Interaksi sosial.
v  Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
v  Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.

8
Penyuluhan / pembelajaran.

v  Riwayat keluarga TB.
v  Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
v  Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
v  Tidak berpartisipasi dalam therapy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar